Hari Guru Nasional yang diperingati setiap tanggal 25 November adalah momen istimewa untuk menghormati para guru. Namun, jika kita melihat lebih dalam, peran guru tidak hanya layak diapresiasi pada satu hari saja, melainkan setiap hari adalah hari guru. Khususnya, bagi para pengajar di TPQ, madrasah, dan pondok pesantren yang memiliki tugas mulia mendidik generasi muda dalam ilmu agama dan akhlak.
Mengapa 25 November Dipilih?
Tanggal ini bertepatan dengan berdirinya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) pada 25 November 1945. Penetapan Hari Guru Nasional pun dilakukan melalui Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994. Tujuannya adalah untuk memberikan apresiasi kepada guru atas jasa mereka dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Namun, semangat menghormati guru seharusnya tidak hanya berhenti di tanggal tersebut. Guru adalah figur yang berjasa dalam membentuk karakter, moral, dan ilmu bagi setiap generasi. Tanpa guru, perjalanan sebuah bangsa untuk maju dan berkembang akan sulit terwujud.
Mengapa Setiap Hari adalah Hari Guru?
- Dedikasi Sepanjang Waktu
Guru bekerja lebih dari sekadar jam mengajar. Mereka mengorbankan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memastikan setiap murid mendapatkan pendidikan terbaik. - Peran Sebagai Inspirator
Guru adalah inspirasi bagi banyak orang. Mereka tidak hanya mengajarkan mata pelajaran, tetapi juga nilai kehidupan, seperti kejujuran, kerja keras, dan rasa hormat. - Membangun Peradaban
Pendidikan adalah pondasi peradaban. Dengan bimbingan guru, generasi muda mampu membawa perubahan positif bagi dunia.
Bagaimana Kita Bisa Menghormati Guru Setiap Hari?
- Ucapkan terima kasih kepada guru atas ilmu dan bimbingan yang diberikan.
- Amalkan nilai-nilai yang telah diajarkan guru dalam kehidupan sehari-hari.
- Dukung perjuangan guru dengan menghargai profesi mereka, termasuk memperjuangkan hak-hak mereka.
- Jangan lupa mendoakan guru yang telah wafat agar mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya.
Perbedaan Istilah Murid dan Siswa dalam Islam
Dalam pandangan Islam, istilah "murid" dan "siswa" memiliki makna filosofis yang berbeda, meskipun keduanya merujuk pada orang yang belajar:
1. Murid
Dalam bahasa Arab, Kata "murid" berasal dari akar kata arada-yuridu-murid yang berarti orang yang memiliki keinginan kuat untuk mendapatkan sesuatu. Murid tidak hanya belajar secara pasif, tetapi aktif berusaha memahami dan mengamalkan ilmu yang dipelajarinya.
Dalam konteks Islam, murid memiliki hubungan khusus dengan guru (ustadz). Guru bukan hanya pengajar, tetapi juga pembimbing spiritual dan akhlak.
Contohnya dalam pesantren, hubungan murid dan guru mencakup adab seperti hormat, tawaduk, dan siap menerima arahan tanpa syarat.
2. Siswa
Kata "siswa" lebih sering digunakan dalam konteks pendidikan formal di sekolah. Siswa belajar di bawah sistem kurikulum tertentu dengan tujuan mendapatkan pemahaman intelektual dan keterampilan.
Dalam Islam, siswa yang baik adalah mereka yang tidak hanya mengejar nilai akademik tetapi juga menjunjung tinggi adab kepada guru.
Islam mengajarkan bahwa ilmu tidak hanya untuk duniawi, tetapi juga harus diarahkan untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Pandangan Islam tentang Guru dan Murid
Islam sangat menghormati hubungan antara guru dan murid. Beberapa prinsip penting yang diajarkan Islam tentang adab belajar meliputi:
1. Adab kepada Guru
Murid wajib menghormati guru sebagai pembimbing ilmu. Sebagaimana Rasulullah ﷺ bersabda:
Adab seperti mendengarkan dengan baik, tidak memotong pembicaraan, dan mendoakan guru adalah bentuk penghormatan yang dianjurkan.
2. Keutamaan Menuntut Ilmu
Islam menempatkan belajar sebagai ibadah yang tinggi nilainya. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an:
Oleh karena itu, baik murid maupun siswa dianjurkan untuk menuntut ilmu dengan niat yang ikhlas agar ilmunya bermanfaat di dunia dan akhirat.
3. Guru Sebagai Penerus Nabi
Dalam Islam, guru dipandang sebagai pewaris para nabi. Mereka tidak hanya mengajarkan ilmu duniawi, tetapi juga menanamkan nilai-nilai akhlak dan keimanan.
Guru Agama: Pilar Pendidikan Spiritual
Para guru di TPQ, madrasah, dan pondok pesantren adalah sosok yang tidak hanya mendidik, tetapi juga membentuk karakter murid menjadi insan berakhlak mulia. Mereka berperan sebagai:
- Penyampai wahyu: Mengajarkan Al-Qur'an dan sunnah.
- Pembimbing adab: Membiasakan murid hidup dalam nilai-nilai Islam.
- Motivator spiritual: Mengingatkan pentingnya kehidupan akhirat.
Kesimpulan
Dalam Islam, hubungan antara guru dan murid adalah hubungan yang dilandasi oleh adab, penghormatan, dan keikhlasan. Guru di TPQ, madrasah, dan pondok pesantren memiliki peran yang sangat penting dalam menanamkan nilai-nilai agama dan membimbing murid untuk mencapai tujuan hidup yang hakiki.
Meskipun Hari Guru Nasional diperingati setiap 25 November, sejatinya setiap hari adalah hari guru, karena jasa mereka mengalir tanpa henti dalam kehidupan kita. Mari kita hormati guru dengan menjaga adab dan mengamalkan ilmu yang mereka ajarkan.
Bagikan Artikel Ini
Bagikan artikel ini sebagai wujud apresiasi kepada para guru, khususnya mereka yang mengabdi di TPQ, madrasah, dan pondok pesantren. Mari jadikan adab kepada guru sebagai budaya dalam kehidupan sehari-hari!
Artikel Terbaru
Temukan informasi terbaru dan artikel menarik yang bisa Anda baca. Jangan lewatkan kesempatan untuk memperluas pengetahuan Anda dengan konten berkualitas kami.
Baca Artikel Terbaru